Dampak Resesi dan Cara Menghadapinya

Ekonomi – Resesi jelas bukanlah kondisi yang menguntungkan untuk perekonomian. Saat resesi ekonomi terjadi hampir semua jenis bisnis dan usaha baik yang berskala besar maupun berskala kecil akan terdampak dampaknya.

Hal ini selanjutnya akan diperparah lagi dengan kondisi kredit yang makin ketat, dimana permintaan atau pengajuan permohonannya menurun atau jadi lebih lambat, sehingga menciptakan kekhawatiran, ketidakpastian dan ketakutan secara umum.

Apa Dampak Resesi dan Bagaimana Cara Menghadapinya?

 

Resesi Ekonomi sendiri tidak hanya berdampak terhadap pemerintah, tetapi juga perusahaan/instansi maupun kehidupan individu, berikut penjelasannya:

  1. Dampak Resesi Terhadap Pemerintahan

Dampak yang paling terasa yaitu pengangguran yang makin meningkat. Pemerintah selanjutnya dituntut untuk segera mendapat solusi mengakhiri resesi sehingga lapangan kerja kembali terbuka.

Selain itu utang pemerintah juga akan melonjak tinggi sebab Pemerintah di setiap negara pasti membutuhkan dana yang cukup untuk membiayai banyak kebutuhan yang berkaitan dengan upaya pembangunan negara.

Sumber pemasukan dan pendapatan negara yang berasal dari pajak dan nonpajak juga jadi sangat kecil, sebab saat resesi para pekerja menerima penghasilan lebih kecil, sehingga pemerintah menerima pajak penghasilan yang lebih kecil, harga propertMenghadapinya.

Sehingga perolehan pajak dari jual beli properti tersebut lebih kecil, pengeluaran warga juga cenderung lebih kecil, sehingga berdampak pada pemasukan dan pendapatan PPN yang lebih kecil pula.

Baca Lainya:  3 Kelemahan Usaha Laundry Yang Harus Dicermati Sebelum Memulai Usaha

Selain itu pembangunan tetap dituntut untuk terus dilakukan di banyak sektor pemerintahan termasuk diantaranya menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal inilah yang selanjutnya menyebabkan pengeluaran pemerintah dalam hal pembayaran kesejahteraan rakyat.

Seperti tunjangan, subsidi, dan lain sebagainya. Penurunan pemasukan dan pendapatan pajak dan meningkatnya pembayaran kesejahteraan mengakibatkan defisit anggaran dan makin meningginya utang pemerintah.

  1. Dampak Resesi Pada Perusahaan/instansi

Bisnis dan usaha sangat mungkin terjadi pailit oleh karena terjadinya resesi, hal ini dipicu oleh banyak faktor, seperti ekonomi negatif, krisis kredit, jatuhnya harga aset berbasis utang, dan lainnya. Ketika bisnis dan usaha gagal, perusahaan/instansi terjadi penurunan pemasukan dan pendapatan secara drastis.

Saat penurunan pemasukan dan pendapatan terjadi selanjutnya memicu efek domino terhadap kehidupan ekonomi pekerjanya. Untuk para pekerja yang terdampak PHK akan kehilangan semua pendapatannya.

Sementara para pekerja yang terdampak penurunan upah selanjutnya akan kehilangan sebagian pendapatannya. Pemasukan dan pendapatan yang menurun, selanjutnya turut mempengaruhi turunnya daya beli warga.

Untuk yang terdampak PHK (Pemutusan Hak Kerja) akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Di saat daya beli warga menurun, potensi perusahaan/instansi untuk meningkatkan pemasukan dan pendapatan pun semakin kecil.

Apalagi dengan terjadinya resesi, warga tentunya lebih berhati-hati dalam memakai uangnya. Sehingga tingkat permintaan terhadap barang dan jasa terjadi penurunan. Permintaan yang menurun, tentu saja akan turut menurunkan laba perusahaan/instansi.

Baca Lainya:  Berapa Biaya Franchise Chatime

Bahkan apabila permintaan tidak ada sama sekali perusahaan/instansi berisiko terjadi kerugian besar hingga bangkrut. Yang dapat dilakukan selanjutnya pengambilan langkah strategis, perang harga.

Dalam suatu perang harga, perusahaan/instansi selanjutnya akan menggantungkan dirinya pada pangsa pasar, mereka akan melakukan pemotongan harga besar-besaran.

Profitabilitas yang berkurang selanjutnya turut memaksa perusahaan/instansi untuk melakukan efisiensi dengan cara menutup area bisnis dan usaha yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional. Dalam upaya pemotongan tersebut tak jarang perusahaan/instansi selanjutnya menurunkan upah para pekerja, atau melakukan PHK.

Langkah Pencegahan Resesi

 

  1. Belanja Pemerintah dengan Skala Besar

Pemerintah berencana belanja secara besar-besaran untuk bisa mengatasi ancaman resesi sehingga dunia usaha tergerak untuk melakukan investasi. Dengan cara ini, maka kontraksi ekonomi oleh karena efek domino Covid-19 dapat diredam.

Belanja pemerintah sendiri jadi salah daya ungkit yang digunakan untuk memulihkan perekonomian di saat krisis oleh karena pandemi Covid-19 ini melanda. Anggaran Pemasukan dan pendapatan dan Belanja Negara Indonesia sendiri tercatat hanya berkontribusi kurang lebih 14,5 pada PDB negara.

  1. Bantuan UMKM

UMKM jadi salah satu sektor dengan kondisi paling berat oleh karena pandemi Covid-19. Pemerintah selanjutnya menyiapkan banyak program untuk mengungkit sektor ini agar Kembali bergeliat. Setelah sebelumnya mengeluarkan kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit untuk para UMKM.

Baca Lainya:  Berapa Modal Franchise Kopi Janji Jiwa

Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi selanjutnya juga menyiapkan dua program lain, yaitu bantuan UMKM produktif dan kredit berbunga kecil. Program bantuan ini ditunjukkan dalam bentuk grant dan bukan utang.

  1. Penjaminan Kredit Modal Korporasi

Pemerintah juga telah meluncurkan banyak program penjaminan pemerintah terhadap korporasi padat karya dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Perbankan selanjutnya menandatangani perjanjian penjaminan terutama pada sektor padat karya yang merupakan sektor yang banyak memiliki para pekerja.

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.