Lebaran Ketupat Menurut Islam, Tradisi Simbol Kasih Sayang

Jadiberkah.com – Hari raya idul fitri selalu disambut dengan sukacita oleh umat Islam di seluruh dunia. Seusai menjalankan sholat sunnah idul fitri, umat islam pun menikmati sajian yang khusus dimasak untuk hari itu. Di masyarakat Jawa ada lagi perayaan lebaran Ketupat sebagai penggembira. Lebaran ketupat menurut islam ini terbagi menjadi beberapa pendapat.

Sebagian ulama berpendapat lebaran ketupat adalah bid’ah. Pasalnya pada jaman Rasulullah dan sahabat, tidak ada perayaan semacam ini. Namun sebagian ulama berpendapat lain. Lebaran ketupat dinilai mubah dan boleh dilaksanakan. Sedang bila dalam pelaksanaannya diisi dengan berbagai kebaikan seperti yang di Contoh kan Rasulullah,maka dinilai sunnah.

Asal Usul Lebaran Ketupat

Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa ini adalah makanan khas dari Indonesia. Meski bentuknya sederhana, namun masakan yang menggunakan ketupat banyak ragamnya. Cita rasa kupat yang khas membuatnya memiliki banyak penggemar. Sehingga tidak heran dalam setiap lebaran selalu terhidang ketupat dengan berbagai makanan pelengkapnya.

Lebaran Ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga ketika beliau mensyiarkan Islam. Penduduk Nusantara saat itu mayoritas masih beragama Hindu. Untuk menjembatani perbedaan kedua agama, Sunan Kalijaga menggunakan kebudayaan lokal. Mulai dari pengenalan wayang dengan tokoh kreasi beliau hingga lebaran ketupat.

Baca Lainya:  Kenapa Orang Tertarik Membeli NFT? Begini Alasannya

Wali songo termasuk Sunan Kalijaga memperkenalkan islam dengan konsep lemah lembut. Ajaran yang menyimpang dari islam diformulasikan ke dalam bentuk ajaran baru. Hal ini biasa disebut dengan al-akhdu bi jadidi al-ashlah. Adapun pengertiannya adalah mengambil sesuatu yang baru karena dianggap memiliki nilai lebih baik. 

Sunan Kalijaga mempopulerkan dua lebaran yakni bakda lebaran dan bakda ketupat. Bakda lebaran merupakan perayaan Idul fitri di tanggal 1 Syawal serta prosesinya. Sedang bakda ketupat dirayakan tanggal 8 Syawal, setelah menjalankan puasa sunnah Syawal.

Selain untuk merayakan tunainya menjalankan puasa sunnah selama 6 hari. Hal ini dianggap istimewa karena banyak pahala yang diperoleh ketika berpuasa sunnah. Bakda kupat ini diadakan juga untuk wanita yang telah membayar utang puasanya karena haid. 

Pada masa kejayaan kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah, ketupat menjadi simbol hari raya. Bahkan menurut seorang budayawan, kupat ini dapat dimaknai sebagai kata menyeluruh. Pengertian ini diambil dari dari kata Kuffah yang berasal dari bahasa Arab. Kata Kuffah ini artinya adalah menyeluruh atau totalitas dalam melakukan segala sesuatu.

Baca Lainya:  Yuk Intip Aneka Kue Lebaran Praktis Yang Siap Dihidangkan Untuk Lebaran 2021

Lebaran Ketupat Menurut Islam, Hukum dan Maknanya

Lebaran ketupat menurut Islam adalah mubah, selama tidak mengandung unsur sirik. Bahkan ada juga ulama yang berpendapat lebaran ini sunnah asal dalam kegiatannya mensyiarkan ajaran Rasulullah. Contohnya berupa bersedekah, melakukan silaturahmi, saling memaafkan dan banyak lagi.

Sedang bagi masyarakat Jawa, bakda ketupat mengandung makna filosofis yang dalam. Ketupat atau kupat ini diambil dari kata ‘ngaku lepat’ yang berarti mengakui kesalahan selama ini. Atau bisa juga dimaknai ‘laku papat’ berarti empat tindakan kebaikan.

Ngaku lepat ini ditunjukkan dengan acara sungkeman anak kepada orang tuanya. Proses tersebut penuh dengan emosi serta luapan kasih sayang dari orang tua ke anak. Begitu juga sebaliknya, di mana anak memohon maaf kepada orang tua dengan sepenuh hati.

Bila suguhan berupa kupat ini dimakan oleh tamu, maka diartikan sebagai pintu maaf yang terbuka lebar. Baik tamu atau pemilik rumah telah saling memaafkan atas semua kesalahan. Harapannya pada esok hari dan pada masa depan akan selalu terjalin hubungan baik.

Baca Lainya:  Bagaimana cara membangkitkan jiwa bisnis dan entrepreneur kita

Demikian penjelasan lebaran ketupat menurut islam dan makna filosofisnya. Bagi orang Jawa, lebaran tanpa bakda kupat rasanya bagai sayur tanpa garam. Terasa hambar karena tradisi lama mereka tidak dijalankan. Lebaran kupat memang tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan Islam.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.