Jadiberkah.com | [30/4 07.42] MALAM NISFU SYA’BAN ,,,,
ba’da Maghrib ( 30 April 2018 )
Senen malam selasa
Malam ke 15 bulan Sya’ban, .
Nabi Sholallohu Alaihi Wassallam
bersabda ,,,,
” barangsiapa yg memberitahukan
berita datang nya bulan Sya’ ban
kepada yang lain ,
maka haram api neraka
baginya .”
di anjurkan membaca ,,,,
– Surah Yasin ( 3x )
Surah Yasin ke .1
” di baca untuk memohon panjang
Umur dan keTaatan serta
keTaq waan dan dapat
istiqomah kepada Alloh Ta’ala .”
Surah Yasin ke .2
” di baca untuk memohon di luas-
kan Rezeqi yg halal & menolak
Bala .”
Surah Yasin ke 3
” di baca untuk memohon di
tetapkannya Iman Islam hingga
Akhir hayat .”
berdo’alah secara khusyu’ …
meminta apa apa yg tersirat dalam hati ,
Karena malam nisfu Sya’ ban adalah malam yg sangat di ijabah
untuk di qobul semua doa doa &
hajat hajat yang di inginkan
Para Ulama menyatakan bahwa
Malam nisfu Sya’ ban juga di namakan malam pengampunan
atau malam Maghfiroh .
Imam Al Gozhali RA. mengistilahkan malam nisfu
Sya’ ban sebagai malam yg penuh
dg Syafaat ( pertolongan ) menurut beliau ..
Malam ke 13 bulan Sya’ ban Alloh
memberikan 3 Syafaat kepada hamba – NYA
Malam ke .14 ” seluruh Syafaat di berikan secara penuh .”
Malam ke .15
” umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikkan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun .”
Karena pada malam itu Alloh Ta’ala menurunkan pengampunan
kepada seluruh penduduk bumi
terutama kepada hamba hambanya yg Sholeh .
Doa ,,
” Allohumma bariklana fii
Sya’ bana wa Romadhona .”
artinya ,
” ya ,Alloh berilah ke berkahan di
bulan Sya’ ban dan
sampaikanlah umurku
menjumpai bulan Romadhon .”
baca ,
– .Astaghfirulloh al Adzim ( 100x )
,- Tahmid & Takbir. ( 100 x)
– Sholawat Nabi. ( 100x )
dan dzikir dzikir lainnya ..
Wallohu Alam ,
Semoga manfaat
[30/4 07.42] pujimanali: ADA APA DENGAN NISHFU SYA’BAN?
Diriwayatkan dari Siti Aisyah RA bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di pekuburan Baqi’ (al-Gharqad) sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ
“Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” [HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah]
Nanti malam, Senin malam Selasa insya’ Allah Malam Nishfu Sya’ban. Malam tersebut berbeda dengan malam yang lain, Ia memiliki keutamaan-keutamaan yang istimewa di antaranya adalah melimpahnya pengampunan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang sebagaimana keterangan hadits di atas. Maka tidaklah mengherankan jika Imam Al-Syafi’i mengatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, salah satunya adalah malam Nishfu Sya’ban.” [Al-Umm].
Banyaknya Pengampunan Allah pada malam itu diumpamakan dengan jumlah yang lebih banyak dari jumlah bulu domba-domba yang dimiliki oleh kabilah yang terkenal memiliki banyak domba yaitu Bani Kalb.
Mengomentari status hadits di atas, pakar hadits yang bernama Al-Albani mengatakan:
و جملة القول أن الحديث بمجموع هذه الطرق صحيح بلا ريب و الصحة تثبت بأقل منها عددا ما دامت سالمة من الضعف الشديد كما هو الشأن في هذا الحديث
Kesimpulannya adalah bahwa hadits ini dengan berbagai jalur periwayatannya adalah berstatus SHAHIH TANPA KERAGUAN. Mengingat keshahihan satu hadits bisa ditetapkan oleh jumlah jalur periwayatan yang lebih sedikit dari jalur hadits di atas dengan catatan selamat dari status sangat dla’if sebagaimana status yang dimiliki oleh hadits ini. [As-Silsilah As-Shahihah Juz III Halaman 218]
Dalam hadits lainnya yang diriwayatkan dari Siti A’isyah RA berkata, “Suatu malam Rasulullah mengerjakan shalat, kemudian beliau bersujud dalam waktu yang lama sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah wafat, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah mengangkat kepala dari sujud dan usai salat, maka beliau bersabda:
يَا عَائِشَةُ أَوْ يَا حُمَيْرَاءُ أَظَنَنْت أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ خَاسَ بِك ؟
“Hai A’isyah/Humaira’ apakah engkau menyangku aku meninggalkan (giliran) mu?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran engkau wafat karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku.
هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَرْحَمُ الْمُسْتَرْحِمِينَ وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ الْحِقْدِ كَمَا هُمْ
“Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambaNya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki sebagaimana kondisi mereka” [HR Baihaqi dalam Syua’bul Iman].
Keutamaaan lainnya adalah diangkatnya amalan kita. Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid R.A, ia bertanya : “Wahai Rasulullah, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunnah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban?, Beliau SAW menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Itu adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunnah.” [HR. An-Nasai]
Sebenarnya pelaporan amal kita ini ada yang harian, ada yang mingguan, ada pula yang tahunan. Laporan harian dilakukan malaikat pada siang hari dan malam hari. Yang migguan dilakukan malaikat setiap Senin dan Kamis. Adapun yang tahunan dilakukan pada setiap Lailatul Qadar dan Malam Nishfu Sya’ban. Dengan demikian, pelaporan amal terbagi menjadi dua bagian. Pelaporan secara global yaitu terjadi dua kali seminggu yaitu setiap hari Senin dan Kamis, dan terjadi dua kali pula setiap tahunnya yaitu setiap Lailatul Qadar dan Malam Nishfu Sya’ban dan demikian pula pelaporan secara detail terjadi dua kali setiap harinya yaitu setiap siang dan malam hari [I’anatut Thalibin].
Selanjutnya, terdapat keterangan dari Ibnu Rajab al-Hanbali bahwa pada malam Nishfu Sya’ban, kaum tabi’in dari penduduk Syam mengagungkannya dan bersungguh-sungguh menunaikan ibadah pada malam tersebut. Khalid bin Ma’dan, Luqman bin Amir dan lain-lain dari kalangan tabi’in Syam mendirikan shalat di dalam masjid pada malam Nishfu Sya’ban. Perbuatan mereka disetujui oleh Imam Ishaq Ibnu Rahawaih. Ibnu Rahawaih berkata mengenai shalat sunnah pada malam Nishfu Sya’ban di masjid-masjid secara berjamaah: “Hal tersebut tidak termasuk bid’ah.” [al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif halaman 263] Wallahu A’lam.
Marilah kita hidup-hidupkan malam Nishfu Sya’ban, semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan ampunan-Nya di malam pelaporan amalan tahunan ini.
Mari kita shalat tahajjud dan bermunajat kepada Allah. [Pujiman ali]
- Aniversary Karawang Retro ke-5 Mengadakan Kegiatas Sosial Di Park Land Podomoro,Karawang Barat - Agustus 11, 2024
- Masalah Dan Solusi Roda Dengung Saat Perjalanan - Agustus 6, 2024
- Penyebab Masalah Mobil Karburator Mati Mendadak - Agustus 1, 2024