Artikel

Sejarah Idul Fitri dan Kaitannya Dengan Aturan Larangan Mudik Tahun 2021

Jadiberkah.com – Masyarakat Indonesia, identik dengan mudik kala menjelang Idul Fitri. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk penganut agama Islam. Namun, sudah dua tahun belakangan ini, pemerintah memberlakukan aturan larangan mudik ketika Idul Fitri.

Yuk mari kita simak sejarah Idul Fitri dan kaitannya dengan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Karena bisa jadi, ulasan berikut ini bisa jadi referensi yang tepat sebelum Anda memutuskan untuk mudik atau pulang kampung.

Sejarah Idul Fitri, Kamu Harus Tahu!

Banyak para alim ulama mengartikan bahwa idul fitri adalah suatu momen kemenangan. Ini erat kaitannya dengan telah berlalunya bulan ramadhan, yang mana umat muslim diwajibkan atas dirinya berpuasa. Sehingga Idul Fitri dianggap sebagai sebuah kemenangan atas perjuangan pengendalian diri, yakni mengendalikan hawa nafsu. 

Namun, jika ditilik dari historis sejarah Idul Fitri. Maka Idul Fitri merupakan sebuah upaya penggantian hari raya di masa Rasullullah. Yakni Hari Raya Nairuz dan Hari Raya Mahrajan. Selain itu, penetapan hari raya Idul Fitri pun erat kaitannya juga dengan peristiwa kemenangan perang badar.

Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke dua hijriah, merupakan sebuah perang besar dengan perbandingan kekuatan pasukan yang timpang. Pasalnya pasukan muslim hanya sepertiga dari jumlah pasukan kafir Perang Badar tercetus dalam rangka memerangi kemusyrikan dan kebatilan.

Pemberlakuan Aturan Larang Mudik Tahun 2021

Kini, seiring waktu berjalan, Idul Fitri dirayakan tidak hanya sebatas oleh umat muslim saja. Terlebih di Indonesia, Negara beragam etnis serta multi suku, ras, agama dan golongan. Menjadikan hari raya Idul Fitri, sebagai momen libur panjang yang dimanfaatkan untuk menjalin silaturahmi antar sesama. Ini ditandai dengan adanya arus mudik di tiap tahunnya. 

Mudik sendiri diartikan bahwa adanya proses perpindahan masa, dari kota ke pelosok desa dalam rentang waktu tertentu. Yang mana ini sudah menjadi sebuah tradisi tahunan. Akan tetapi semenjak mewabahnya pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia dengan tegas memberlakukan aturan yang melarang masyarakat warga Indonesia untuk mudik.

Pasalnya pemerintah ingin menghindari terjadinya resiko penularan penyakit yang sampai sekarang masih belum bisa dikendalikan. Walaupun pihak pemerintah sendiri sudah berupaya menekan laju penularannya, yakni dengan pemberlakukan social distancing, mewajibkan pengenaan masker ketika keluar dari rumah, sampai vaksinasi masal Covid-19 secara gratis.

Solusi Bersilaturahmi

Dalam SKB yang ditanda tangani bersama oleh tiga menteri. Yakni pihak kementerian bidang agama, kementerian ketenagakerjaan, dan kementerian bagian pendayagunaan aparatur Negara dan reformasi birokrasi. Pemerintah memberikan sebuah keputusan yang melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik per tanggal 6 sampai 17 Mei 2021.

Sehingga bagi pemudik yang tetap ingin berlebaran dikampung halaman. Tetap bisa melakukannya jauh sebelum tanggal tersebut. Tentu saja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Sebab disadari atau pun tidak, tindakan mudik ini, memiliki resiko yang cukup parah.

Karena bisa saja kitalah yang akhirnya menjadi pembawa virus Covid-19 ke daerah kampung halaman. Bila tidak, mungkin saja dalam perjalanan pulang tersebut, kitalah yang menjadi tertular penyakit tersebut, dan malah menyebarkannya di kampung halaman.

Naudzubillahimindzalik, tentu saja kita semua tidak menginginkan hal tersebut terjadi bukan? Untuk itu, ada sebuah opsi baik yang bisa diambil sebagai jalan tengahnya. Lakukanlah silaturahmi terhadap keluarga bukan dengan mudik, yaitu dengan cara online. Walau raga tidak berkumpul, namun hati tetap bisa berdekatan.

Walau tangan tidak bisa saling menjabat, namun doa tetap saling memeluk. Demikianlah makna silaturahmi yang sesungguhnya bukan? Demikian makna sesungguhnya dan sejarah Idul Fitri, serta kaitannya dengan aturan larangan mudik tahun 2021. Pemerintah pasti menginginkan semua warganya tetap baik baik saja, dan mampu melewati pandemi ini dengan baik. Sekian. 

Share
Leave a Comment