Kisah Perjanana Salah Satu Jamaah Haji di Mina

Artikel | Lanjut lagi setelah mengulas di masjidil haram kini pindah ke MIna Tujuan Setelah Arafah – Mudzdalifah yang di ceritakan pada salah satu jamaah yang menceritakan keadaan lingkungan juga cerita saat beliau berada disana,Saya tertarik mengulas cerita ini semoga bermanfaat dan dapat di jadikan inspirasi buat teman teman semua yang membaca juga pribadi penulis semoga segera mendapat panggilan ilahi untuk bisa mewujudkanya seperti saudara saudara kita semua,amin amin ya robal alamin.

Langsung aja simak ulasan sebuah cerita atau kisah dimana salah satu jamaah menceritakan keadaan di mina melalui akun facebooknya yang bernama Ambu Uthie .

Inilah Mina Tujuan setelah Arafah – Mudzdalifah
Di sini kita akan berada mulai tanggal 10,11,12 dzulhijah (bila mengambil Nafar Awal) dan sampai 13 bila mengambil Nafar Tsani. Apa itu Nafar awal dan tsani? Belajar yes nanti di manasik. Bu dokter ga punya ilmu dalem, takut salah
Di Mina tendanya lebih permanent. Di sepanjang tahun tenda ini berdiri, jadi kalau umroh suka dilewatin saat city tour untuk memberi gambaran seperti ini lo mina. Beberapa tenda dikelompokkan jadi 1 maktab. Indonesia ada 73 Maktab kalau ga salah. Semakin gede angka maktab semakin dekat dengan area lempar jumrah (jamarat). Maktab haji plus tidak termasuk hitungan 73 ini ya. Ada area sendiri yang (kalau beruntung) jalan ke jamarat kayak jalan dari rumah ke warung buat beli micin (saking dekatnya. Ya 300 m kali ya)

Baca Lainya:  Tes Psikotes Terdiri Dari Apa Saja? Ini Jawabannya

Wc di sini lebih banyak tapi penduduk juga lebih banyak. Wc masih jadi cobaan kesabaran hqq di sini. Panas udah enggak jadi cobaan. Karena ada A.C. (yang diatur central). Tiap maktab kayaknya ditender untuk dikelola pihak ke 3. Baik dari makan (tiap maktab ada dapurnya), kebersihan, pengadaan air, transport balik, dan segalanya. Itu saya ketahui karena maktab tetangga ada karpet kayak rumput dan ada lampu kelap kelipnya sedangkan di maktab saya enggak. Beuuh, Saya kalau jadi pengelola maktab mgkn nyediain jasa pijet panggilan kayaknya. Soalnya banyak yang cangkeulan betisnya.
Kalau di sini bapak ibu bisa disekat karena ada sekat tenda yang bisa diatur.

Baca Lainya:  Cara setting kamera canon 1000d

Tenda minna ini juga kemarin terkena hebohnya badai. Tapi alhamdulillah aman.

Tiap maktab ada pager yang bisa dikunci sama satpam maktab lho. Dikuncinya pas jam2 larangan ke jamarat yang disetting sedemikian rupa supaya tidak terjadi penumpukkan di jamarat. Jadi kita dikunciin gitu ga bisa keluar.

Di sekitar maktab ada kayak pasar malem gitu. Suasananya mirip sekatenan. Ada penjual makanan, baju, pernak-pernik, dll. Jadi kita bisa cuci mata dan belanja biar ga stress gegara balada antri WC. Hehehehe

Karena maktab Indonesia jadi 1, jadi kita kayak lupa kalau lagi di negri orang. Tapi pas jalan kesonoan untuk ke jamarat kita akan bertemu rombongan dari negeri lain. Baru dah inget oh Iya pan lagi di Arab yak.

Area Mina ini ada tandanya. MINA START HERE (dekat jamarat) dan mina ends here (dekat maktab gw. Padahal maktab gw nomer 12 lho. Trus nomer2 kecil lainnya di luar mina? Errrrrr dia masuk ke mina baru (yang udah dipikirkan sedemikian rupa sama para ulama sini dah. Tanya mereka dah ane ga paham )

Baca Lainya:  Tunggal Putra Paceklik Gelar All England 25 Tahun, Ini Saran Untuk Jonatan dkk

Nanti kita lanjut lagi soal perjuangan perjalanan ke Jamarat ya insyaAllah.

Semoga bermanfaat

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.