Artikel

Hari Raya Idul Fitri Setiap Tanggal 1 Syawal, Lebaran Umat Islam di Dunia

Jadiberkah.com – Lebaran selalu dirayakan dengan meriah, baik lebaran idul Fitri maupun Idul Ad’ha. Namun berbeda dengan negara di Timur Tengah yang lebih semarak dalam merayakan Idul Adha. Hari raya Idul Fitri setiap tanggal 1 Syawal ini justru lebih meriah di Indonesia.

Tradisi yang menghiasi Idul Fitri menambah semarak perayaan hari besar tersebut. Mulai dari takbiran, acara halal bihalal maupun mudik ke kampung halaman. Hari raya dijadikan sebagai saat yang tempat untuk menikmati masa berkumpul dengan keluarga besar.

Hari raya ini dirayakan setelah berpuasa selama satu bulan di bulan Ramadhan. Umat Islam harus menjalankan dulu puasa secara penuh, mulai dari matahari terbit sampai terbenam. Setelah mengekang nafsu untuk manahan makan dan minum. Di hari lebaran bebas untuk menyantap hidangan apa saja asal tidak berlebihan. 

Hari Raya Idul Fitri Setiap Tanggal 1 Syawal dan Cara Menentukannya

Hari raya idul fitri setiap tanggal 1 Syawal ini tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama menurut tahun Masehi. Sedang lebaran islam ini mengikuti tahun Hijriyah yang berdasarkan pada bulan. Setiap tahun ada selisih beberapa hari untuk tahun Masehi dan tahun Hijriyah. 

Untuk menentukan kapan tepatnya idul fitri ini, ulama menggunakan 5 Macam metode. Penentuan awal bulan biasa dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman dan mengerti cara menghitungnya. Berikut cara yang biasa digunakan untuk menentukan awal bulan Hijriyah. 

Rukyatul Hilal

Rukyatul Hilal atau biasa disebut dengan mengamati bulan sabit ini dilakukan pada akhir bulan. Aktivitas pengamatan pergerakan bulan sabit biasanya dikerjakan saat ghurub atau menjelang senja. Di saat tersebut akan terlihat bulan sabit yang memastikan esok hari telah masuk bulan syawal. 

Observasi ini dapat hanya dengan bertelanjang mata, tapi bisa menggunakan alat optik. Bila dalam pengamatan tersebut bulan tidak nampak atau terhalang, maka hari raya pun ditunda. Bulan Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari karena alasan bulan sabit tidak terlihat.

Hisab

Metode hisab atau perhitungan telah diadaptasi oleh kelompok Muhammadiyah. Cara ini dianggap lebih mudah karena tidak perlu bergantung pada pengamatan bulan atau pasang surut air laut. Hilal sendiri telah dipergunakan semenjak dahulu untuk menghitung hari pada bulan Qomariyah.

Pasang Surut Air Laut

Pasang Surut Air laut dapat juga menjadi pilihan untuk menentukan awal bulan. Air laut tertinggi biasa terjadi pada awal bulan baru karena pengaruh tarikan bulan. Fenomena ini menjadi pedoman ketika ingin mengetahui secara pasti kapan hari raya idul fitri. Fenomena pasang surut tersebut dipengaruhi oleh faktor daya tarik dari matahari dan bulan.

Hisab Imkan Rukyat

Bisa dikatakan ini adalah cara yang lebih sulit dari metode sebelumnya. Namun bisa menjadi penengah antara metode hisab dan hilal. Ketinggian bulan diamati berapa derajat tingginya. Begitu pula posisi matahari di langit. Baru setelahnya diterjemahkan dalam angka, untuk memperoleh kepastian.

Hisab Imkan Rukyat di Indonesia ini memiliki dua pendapat yang berbeda. Pertama mengikuti pendapat Thomas Djamaludin. Kedua sesuai kriteria pada pendapat Rukyat Imkan MABIMS. Mabims ini adalah singkatan dari Majelis Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia. 

Perhitungan Jawa

Perhitungan Jawa ini muncul ketika Islam masuk ke Nusantara yang masih kental dengan agama Hindu. Kalender yang digunakan saat itu mengikuti gerakan matahari namun disesuaikan dengan hitungan Jawa. Kalender tersebut dikenal dengan kalender Soko.

Begitu Islam masuk, kalender Soko pun digabungkan dengan Kalender Hijriyah sehingga menjadi Kalender Aboge. Saat ini Kalender Aboge masih digunakan oleh Islam Kejawen untuk menentukan hari raya idul fitri.

5 metode untuk memastikan hari raya idul fitri setiap tanggal 1 Syawal tersebut dapat dijadikan acuan. Sehingga Anda dapat menikmati hari besar tepat pada waktunya.

Share
Leave a Comment